Berfikir Kritis

Berpikir kritis semakin dipandang perlu, setiap detik kita dituntut untuk berpikir kritis. Kita dituntut untuk tidak menerima sesuatu hanya dengan meng “iya” kan sesuatu, kita harus mencari sebab dan bukti-bukti yang mendukung dari data-data yang kita terima setiap waktu.
Apa itu berpikir keritis? Berpikir kritis atau critcal thinking singkatnya adalah sebuah metode berpikir yang tidak menerima suatu data tanpa bukti atau sebab yang jelas. Berpikir keritis sangat diperlukan untuk menghadapi dunia modern ini dimana semua informasi disajikan secara instan.
Ada buku yang sangat menarik tentang berpikir kritis yang judulnya “Critical Thinking: A Student’s Introduction”, di sana dijelaskan bagaimana pentingnya berpikir kritis, pentingnya berpikir kritis supaya tidak mudah dibodohi, dan pentingnya berpikir kritis bagi seorang siswa atau mahasiswa.
Setelah membaca itu, kamu pasti akan sangat tercerahkan.
Kamu bisa membelinya di sini atau di sini.
Berpikir keritis juga sudah seharusnya dimasukan kedalam kurikulum sekolah, sudah seharusnya murid sekolah dasar diajarkan mengenai berpikir kritis. Dengan berpikir kritis murid akan semakin cerdas karena proses interaksi yang berlangsung. Mereka berdiskusi dan berdebat tentang apa yang diyakininya benar.
Beberapa tokoh mendefinisikan apa itu berpikir kritis.
Edward Glaser, penulis Waston-Glaser Critical thinking Appraisal.
(1)Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; (3)Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya (Glaser, 1941, hlm. 5).
Robert Ennis.
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (Norris and Ennis, 1989).
Richard Paul
Berpikir kritis adalah mode berpikir – mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya (Paul, Fisher and Nisich, 1993, hlm. 4).
Kesimpulannya behwa metode berpikir kritis sudah berlangsung sejak lama dan terus berkembang. Sangat jelas bahwa berpikir kritis berbeda dengan berpikir reflektif – jenis berpikir bahwa kita langsung mengarah pada kesimpulan, atau menerima langusng keputusan begitu saja, tanpa sungguh-sungguh memikirkannya. Berpikir keritis adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain.
Berpikir keritis dengan jelas menuntut interpretasi dan evaluasi terhadap observasi, komunikasi, dan sumber-sumber lainnya. Ia juga menuntut keterampilan dalam memikirkan asumsi-asumsi, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaanyang relevan, dalam menarik implikasi-implikasi. Singkatnya, dalam memikirkan dan memperdebatkan isu-isu secara terus menerus.
Lebih lanjut, pemikir yang keritis percaya ada banyak situasi dimana cara tebaik memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan adalah dengan memakai jenis berpikir yang keritis dan reflektif ini dan karena itu,cenderung memakai metode-metode ini kapan saja waktunya tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar